Married Idol (chapter 4)


Main Cast  : Kim Rumi, All Shinee member

Genre : PG 15, Romance, Friendship

Kita mudah ditipu oleh mereka yang kita cintai.

(By: Moliere)

Cinta adalah latihan bebas untuk memilih. Dua orang saling mencintai hanya jika mereka cukup mampu hidup tanpa yang lain tetapi memilih untuk hidup satu dengan yang lain.

(By: M.Scott Peck)

@@@@@@@@

“Nyummy~.. enak sekali sup ini.. hah, saat ulang tahunku nanti kau harus membuatkan yang seperti ini.. tidak.. kau harus membuatkan yang lebih enak lagi!” seru Jinki.

“Ya… yeobo~! Kenapa kau memakannya?! Itu untuk Minho, aissh~ aku membuatnya sedikit saja. Sudah, jangan dimakan lagi,”bentakku, cepat-cepat Jinki menutup lagi panci yang berisi sup rumput laut yang baru kubuat.

“Ya! Jangan galak-galak begitu dong,” sahutnya dengan cemberut. Tapi kemudian dia memeluk pinggangku dari belakang. Padahal aku masih mencuci peralatan yang kugunakan saat memasak tadi.

“Yeobo.. geli! Aish lepaskan aku…ini didapur… bagaiman kalau eomonim melihat kita..”  kataku saat dia menciumi leher ku, tapi dia tetap tak peduli.

“Aku menginginkanmu…” bisiknya membuat tengkuk ku jadi merinding.

“Ini sudah pagi, siapa suruh juga saat pulang tadi kau langsung tidur! Sekarang aku sudah tak mau!” tegasku.

“Ya! Tentu saja langsung tidur! Aku sama sekali tak ada beristirahat kemarin. Hah~ hari ini juga schedule ku padat… aish~” gerutunya melepaskan pelukan lalu membantuku mencuci.

“Huh~ sudah tau schedule padat tapi malah memintanya….” ketusku.

“Habisnya kapan lagi? Jika di turuti sebenarnya aku sama sekali tak ada waktu bersamamu. Ohya~ aku pernah membaca buku.. katanya ‘itu’ bisa dilakukan dalam waktu 15 menit. Bagaimana kalau…”

Ku lemparkan spons ke tangannya. Dia kaget sekali melihat yang kulakukan. Sebelum dia protes, aku memakinya, “YA! BUKU apa yang kamu baca?! Shiroh! Kenapa kau jadi mesum seperti ini sih?”

“Aku bukannya mesum, tapi hanya memanfaatkan kesempatan. Mumpung hubungan kita masih hangat! Lagipula, aku tak tau kapan bisa pulang lagi… yeobo~ I’m very busy…” ujarnya membela diri.

“Saat ulang tahun pun kau tak akan pulang?” tanyaku lirih, jelas aku kecewa sekali jika dia menjawab ‘ya’.

Dia terdiam cukup lama, tapi akhirnya setelah menghela nafas panjang dia berkata, “aku akan berusaha pulang. Siapkan kado spesial untuk ku. Jika tak ada aku tak janji deh…”

Aku mendaratkan tinju yang pelan didadanya, “Kau mau kado apa?”

Dia tertawa lebar mendengar pertanyaanku, di kecupnya keningku lembut, kemudian berbisik, “aku mau kadonya… kau. Tak ada alasan untuk menolak ku saat itu, arasseo?”

Eomma~ dia merayuku. Aigoo~  aku hanya bisa mengangguk. Dia sama sekali tak malu mengatakan itu padaku.

Tapi, memang benar sih, jika sudah menjadi suami istri tak ada lagi hal yang perlu untuk di malukan. Senyumnya makin melebar saat melihat persetujuanku. Ah~ ulang tahunnya lima hari lagi. Tampaknya aku harus melakukan perawatan diri sebelum hari itu tiba.

Saat kami lagi asyik berpelukan di dapur, tiba-tiba ada eomonim. Dia kaget melihat anaknya pulang. Kami memang baru tiba dirumah pukul 3 pagi tadi. Wajar saja eomonim tak tau. Eominim senang sekali dengan kedatangan anaknya. Terlebih melihat kemesraan kami.

@@@@@@@

Aku memperhatikan Jinki, walau kurang tidur tapi tetap saja bersemangat, mungkin karena dia sudah terbiasa, sedangkan aku… kalau tidak membuatkan sup untuk Minho, aku tak mungkin bangun sepagi ini. Sekarang sudah pukul enam lewat, Jinki akan ada latihan pukul delapan. Setelah sarapan bersama dengan orang tuanya, kami bergegas berangkat karena dia akan mengantarkan aku dulu ke dorm, sekalian mengambil perlengkapannya.

Saat sampai di dorm, Key, Jjong, Taemin dan manager sudah siap untuk berangkat ke SM building sehingga Jinki terburu-buru masuk ke kamar untuk mengambil barang-barangnya.

“Ya.. Noona, kau bawa apa?” tanya Jjong dengan cepat diambilnya bawaanku.

“Wah~ sup rumput laut, spesial untuk Minho-hyung, ya? Noona perhatian sekali. Nanti saat ultah ku, noona juga harus membuatkan ini ya..” ujar taemin riang.

“Pastinya!” sahutku, “Mianhe.. aku hanya membawakan untuk Minho-sshi. Lain kali, aku akan membawakan makanan untuk kalian.”

“Ne.. gwenchana noona. Aku tau kau pasti sangat lelah, membuat ini pagi-pagi… sementara….” Belum selesai Key melanjutkan perkataannya dia malah tertawa. Aish~ aku sudah menebak apa yang akan dikatakannya selanjutnya, jadi aku tak merespon ucapannya.

Kulihat Jjong dan manager menahan senyum melihat tingkah Key. Sementara Taemin, dia seperi orang kebingungan. Entah itu karena kepolosannya atau daya tangkapnya yang lambat. Tapi menurutku, pasti yang pertama.

Aku beranggapan seperti itu karena aku tetap percaya,diantara semua hyung-nya. Taemin adalah yang paling polos, dia tak akan mengerti dengan istilah-istilah dewasa yang sering dilontarkan Key untuk menyindir ku dan Jinki.

Ah~ itulah sebabnya walau sekarang aku sangat mencintai suamiku, Aku tetap mengidolakan seorang Lee Taemin.

“Ngomong-ngomong, Minho dimana? Jangan bilang kalau dia belum bangun,” tanyaku.

“Sudah kok, hanya saja dia tampaknya kurang sehat. Kami menyuruhnya beristirahat dan tidak ikut latihan pagi ini, lagipula sebelum tengah hari dia akan syuting,” sahut Jjong.

“Yak, aku sudah siap! Ayo berangkat,” seru Jinki pada yang lain, kemudian dia menghampiriku, “Yeobo~ kau akan langsung ke rumahmu, kan? Mian, aku belum sempat mampir mengunjungi orang tuamu. Sampaikan salamku pada mereka.” Diapun mengecup keningku sambil berpamitan. Melihat pemandangan itu, manager dan member yang ada pun jadi senyum-senyum girang.

Mereka seakan-akan belum pernah melihat adegan seperti itu saja. Lagian, Jinki benar-benar sudah putus urat malunya. Dia sama sekali tak sungkan menciumku di hadapan teman-temannya. Aku jadi semakin malu.

“Yak.. kami berangkat dulu~” ujar mereka serempak meninggalkan Jinki.

“Ne.. hati-hati dijalan!” sahutku.

“YA! Tunggu aku…” jerit Jinki sambil berlari menyusul rekan-rekannya.

@@@@@@@

Aku sedang menyiapkan  mangkuk dan sendok didapur untuk Minho agar mudah menyantap sup yang kubawakan untuknya. Setelah itu rencananya aku akan langsung pergi. Tak nyaman berlama-lama di dorm hanya berdua saja dengan Minho. Bukan berarti aku masih kesal padanya, tapi aku memang terburu-buru.

Tapi saat sedang melakukan itu, tiba-tiba aku mendengar suara seperti sesuatu terjatuh. Aku bergegas ke tempat asal suara. Suara itu berasal dari kamar mandi, akupun mengetuk pintu kamar mandi, hanya untuk memastikan Minho yang ku tahu sedang ada didalam sana tidak apa-apa.

“Minho-sshi, kau tak apa-apa, ‘kan?”

Tak ada jawaban dari dalam. Aku jadi sangat cemas, karena seperti kata Jjong tadi, Minho tampaknya tidak dalam keadaan sehat. Aku pun mengetuk lagi, semoga kali ini dia menjawabku.

“Minho-sshi, kalau tidak ada apa-apa, kumohon jawab aku… kau baik-baik saja disana?”

Dia tetap tak menjawabku. Bagaimana ini? Aku benar-benar cemas dengan keadaannya. Aku lalu memberanikan diri memutar gagang pintu. Minho rupanya tidak mengunci pintunya, apa pengaruh karena tinggal dengan sesama lelaki jadinya dia tidak perlu mengunci pintu saat mandi? Semoga aku tidak melihat pemandangan yang aneh-aneh didalam sana.

“Minho-sshi, maaf aku lancang, tapi aku ingin memastikan keadaanmu,” kataku sebelum pintu kamar mandi itu terbuka seluruhnya.

Saat aku sudah masuk ke kamar mandi, aku hanya bisa terkejut melihat Minho dalam keadaan terduduk lemas disamping bathup. Dia masih berpakaian, tapi bajunya basah dengan keringat. Buru-buru aku menghampirinya.

Omo~ tubuhnya panas sekali. Dia tampaknya masih sadar, tapi jelas terlihat tak berdaya. Dengan susah payah, aku membopongnya menuju ruang tengah dan membaringkannya di sofa panjang.

“Minho-sshi, kumohon bertahanlah…” ujarku sambil berusaha melakukan panggilan ke Jinki. Tapi kenapa malah tak tersambung? Apa karena masih diperjalanan?

“Yeobo-ya… angkat telponmu…”

Tapi percuma, dia tak kunjung mengangkat telponku. Aku sudah menyerah memanggil Jinki, lagipula aku tak punya nomor Hp member yang lain. Juga nomor Hp manager.

Aku menatap Minho, “Minho-sshi aku butuh Hp mu, kau letakkan dimana?”

Dia tidak menjawabku. Tampaknya kesadarannya makin menurun. Ah~ ottokhae?

Baiklah, aku akan mengompresnya dulu. Usahakan agar demamnya turun dan ketika kesadarannya pulih, aku bisa membawanya ke rumah sakit atau menghubungi yang lain.

@@@@@@@@

Pfiuh~ aku akhirnya bisa menghela nafas lega setelah suhu tubuh Minho turun. Dia juga sudah bisa membuka matanya, kesadarannya sudah pulih.

“Minho-sshi, akhirnya kau bangun juga.”

“Rumi-noona, a-apa… kau kah yang merawatku?” tanyanya.

“Ne.. sekarang kau beritahu aku, siapa yang bisa ku hubungi untuk mengabari kalau kau sakit? Hyungmu sama sekali tak mengangkat telpon dariku!”

‘Tak perlu noona. Aku sudah baikan. Omo~ sudah jam sepuluh!” kata Minho saat melihat jam dinding, “Aku akan ada syuting pukul sebelas. Aku harus bersiap-siap,” ujar Minho bergegas bangkit dari pembaringannya yang dengan cepat kutahan.

“Minho-sshi! Kau sedang demam. Diluar sangat dingin, nanti sakitmu akan makin parah..” cegahku.

“Gwenchana Noona..”

“Andwe! Beristirahatlah! Kau bisa menghubungi lokasi dan mengatakan kalau kau sakit. Jangan memaksakan dirimu!”

“Noona, terima kasih sudah mencemaskan ku,.tapi aku tak apa-apa. Hal ini sering terjadi. Tak usah kuatir,” ujarnya tersenyum entah kenapa dia mengatakannya sambil mengelus rambutku. Membuatku merasa risih. Cepat-cepat aku menjauh darinya.

“Maafkan aku…” sesalnya menyadari tindakannya membuat ku tak nyaman.

“Aku membuatkan sup untukmu. Makanlah sebelum berangkat,” kataku sembari merapikan bajuku yang kusut karena duduk ku tadi.

“Ne.. kamsahamida,” sahutnya.

Aku akan melangkah ke pintu luar, tapi aku masih mencemaskan keadaannya. Aku pun kembali menghampirinya yang masih duduk di sofa.

“Kau pergi syuting dengan siapa?”

“Sendiri,” sahutnya.

Dengan keadaan yang kurang sehat seperti itu malah pergi seorang diri? Tentu saja aku makin mencemaskannya.

“Aku akan menemanimu, bersiaplah.. “ ujarku duduk disampingnya.

Dia kaget dengan perkataanku. Tapi tak lama, kemudian dia tersenyum dan kemudian bangkit dari duduknya menuju kamar untuk bersiap-siap.

@@@@@@@

“Sudah kubilang, aku masih tetap bisa bekerja. Gomawoyo sudah menemaniku syuting,” ujar Minho setelah syuting berakhir.

Ya, memang percuma aku mencemaskannya. Dia terlihat segar di lokasi syuting, memang wajahnya masih terlihat pucat tapi tertutupi dengan make-up. Terlebih di lokasi semua kru satu persatu memberikan selamat ulang tahun padanya. Wajahnya jadi berseri-seri.

“Baiklah.. aku akan pulang, jaga dirimu,” pamitku, tapi dia mencegahku dengan menarik tanganku.

“Noona, ini masih sore, tak usah terburu-buru. Aku ingin mentraktirmu, sebagai ucapan terima kasih, ayolah,” bujuknya.

Aku ingin menolak ajakannya, tapi perutku tak bisa diajak kompromi. Aku memang belum makan siang. Sehingga aku pun menerima tawarannya.

@@@@@@@

“Gomapsumida, Minho-sshi… aku kenyang sekali., sering-seringlah mentraktirku seperti ini,” ujarku sambil menepuk pundaknya.

Minho mentraktirku makan di rumah makan tradisional, disana kami diberi ruangan privat. Aku makan bulgogi, seollongtang, japchae dan masih banyak lagi. Benar-benar memanfaatkan kesempatan mumpung ditraktir.

“Kau tidak takut Onew-hyung cemburu?”

“Untuk apa dia cemburu denganmu..” sahutku dengan tawa.

“Memang tak ada alasan untuknya cemburu denganku…”

“Minho-sshi.. kalau begitu traktir saja kami berdua, dia tidak akan cemburu,” ujarku.

Entah kenapa dengan namja ini, raut wajahnya berubah. Tak ada senyum ketika dia berbicara barusan. Aku jadi kehilangan rasa nyamanku seperti saat bersamanya tadi.

“Aku akan ke kantor, tapi sebelumnya… bisa kita bicara… serius…”

Dia mengatakannya dengan perlahan, tapi aku seperti merasa ada hawa dingin dari tiap kata yang diucapkannya.

“Baiklah… aku juga ada yang ingin dibicarakan denganmu!” sahutku tak kalah dingin.

Situasi ini berubah 180 derajat dibanding saat kami makan bersama tadi. Suasana kami tadi penuh kehangatan. Tapi sekarang… kami menatap dengan  saling dingin.

“Baiklah.. kau mulai duluan, noona!” titahnya.

“Mwo? bukannya kau yang ingin bicara terlebih dahulu…” dia berdelik ke arahku, aigoo~  kami seakan orang yang hendak berduel saja. “… ya..ya.. ya, baiklah aku yang akan bicara duluan…tentang ucapan mu tiga minggu lalu, kenapa kau bisa mengatakan kalau Jinki tak bahagia?”

“Karena itulah yang kulihat… noona!”

“Tapi..tapi dia bilang… dia sangat bahagia bersama ku!”

“Kalau begitu bagus,berarti dugaan ku salah…”

MWO? sesimpel itukah jawabannya? YA! Aku kembali kesal padanya.. derita batinku selama tiga minggu hanya karena dugaan dari Minho. Kya~ inilah buruknya aku, mudah terpengaruh perkataan orang lain.

Tapi kemudian dia bergumam, “…Onew-hyung itu selalu berusaha membuat orang lain senang tanpa memikirkan dirinya sendiri…”

Aku mencoba mencermati maksud perkataannya. Aish~ aku benar-benar tak mengerti dengan namja ini.

“Tak ada lagi yang ingin kau katakan noona? Baiklah sekarang giliranku,…”

Apa yang akan dikatakannya? Sumpah.. aku tegang sekali menunggu tiap kata yang dia keluarkan membuat jantungku berdegup sangat kencang. Tangan ku berkeringat karena cemas.

@@@@@@@@

Aku menghempaskan diriku ke tempat tidur sesampainya dirumah. Kemudian ku tinju-tinju bantal untuk melampiaskan kekesalanku.

Aku benci Choi minho! Aku benci.. sangat benci!

Terngiang masih di ingatanku perkataannya tadi. Apa benar yang dia katakan? Ini seperti kejadian tiga minggu lalu. aku tidak akan memikirkan perkataannya tadi.. Shiroh!

@@@@@@@@

“Sebelumnya aku ingin berterima kasih karena noona sudah merawat dan menemaniku.. aku tau sebenarnya noona sangat baik…”

“Jangan berbelit-belit… langsung katakan apa yang ingin kau katakan!” seruku ketus.

“Baiklah… sejujurnya,..” dia menghela nafas cukup panjang sebelum melanjutkan ucapannya. “… aku memang pernah mengatakan kalau.. yeah, agar noona sering-sering mendatangi dorm kami…”

Ya dia memang mengatakan itu tiga minggu lalu… lantas?

“… sebenarnya, justru aku ingin sebaliknya! Maafkan aku.. tapi.. mungkin diantara member yang lain.. akulah yang paling ingin kau tidak ada disekitar kami!”

Dia menatapku dalam. Ah~ mungkin dia ingin aku membantahnya.. tapi kubiarkan saja dia melanjutkan perkataannya. Walau sekarang emosi mulai bergejolak. Tidak ingin aku ada!? Yang benar saja… kulihat dia biasa-biasa saja saat aku ke dormnya.

“Aku adalah orang yang paling menentang pernikahan kalian. Aku akui itu.. aku berpikir,.. yah..aku berpikir kami bahkan belum berada di puncak karir kami.. masih panjang perjuangan dan jalan yang harus kami lewati… dan aku tidak ingin karena pernikahan kalian.. kami gagal meraih apa impian kami… kami ingin bersinar bersama.. aku yakin kau tau dan mengerti maksud ku… bukan kah kau adalah fans kami?”

Aku mengangguk… yah, aku sangat paham maksudnya. Dan aku bisa menerima setiap perkataannya. Aku sangat mengerti tentu saja. Aku juga memikirkan hal yang sama sebelum pernikahanku berlangsung.. tapi.. ah..tentu saja aku tidak bisa menolak pernikahan yang sudah diatur. Lagipula sekarang aku sudah sangat mencintai suamiku.

“Onew-hyung orang yang sangat baik. Dia juga anak yang berbakti. Aku sangat mengenalnya… walau tak bisa memahaminya.. hal gila sekali saat dia berkata dia akan menikah.. dari perjodohan pula… walau semua bisa diatur.. pernikahan dapat berjalan tanpa diketahui publik.. tapi tetap saja.. aku tidak bisa menerimanya! Aku hanya bisa terdiam saat yang lain merestui pernikahan kalian. Aku hanya berpikir.. ini hanya permainan… tapi nyatanya pernikahan berlangsung. Aku benar-benar tak mengerti.. kenapa dia bisa berkorban sejauh itu… Mengapa dia menikahi gadis yang bahkan baru dikenalnya… tak dicintainya… hanya demi… memuluskan keinginan ibunya untuk mendapatkan cucu… dia bisa memberikan itu nanti.. saat dia lebih dewasa lagi mengingat.. dia masih 22 tahun sekarang.. terlalu muda dan terlalu banyak yang dikorbankan.. seakan-akan dia lupa impiannya. Impian kami untuk bersinar bersama…”

“Kau kesal dengan Jinki…” tanya ku lirih.

“Bukan.. aku kesal denganmu! Kau harusnya menolak pernikahan itu!?”

“Mana mungkin aku menolaknya.. walau saat itu aku belum mencintainya, tapi aku tak mungkin menolak makhluk seindah dirinya.. lagipula, eomonim sangat menyukaiku… aku tak punya alasan untuk menolak Jinki…”

“Sudah kuduga.. kau tipe gadis egois..”

“Ne.. itu memang aku!.. percuma sekarang kau menentang hubunganku dan Jinki… kami sudah saling mencinta… aku tak akan melepaskannya hanya karena omong kosongmu. Dan aku yakin… karir kalian tidak akan apa-apa… aku sangat pandai menjaga rahasia… termasuk apa yang kau katakan padaku hari ini!”

“…benarkah? sungguhan dia pernah bilang kalau dia mencintaimu?” terdengar nada mengejek dari ucapannya.

“ Ne! dia sangat mencintaiku dan sangat menginginkan ku…”

“ Sudah kubilang dari tadi.. Onew-hyung adalah orang yang sangat baik.. selalu berusaha membuat orang lain bahagia tanpa memikirkan dirinya sendiri…”

“Apa maksudmu Choi Minho!”

Aku kesal.. sangat kesal dengan perkataannya yang berbelit-belit. Aku muak! Dia tidak seperti bayanganku. Pria tampan yang lemah lembut, berkarisma dan bukan tipe yang menyakiti dengan perkataan. Tapi dia justru menyakitiku dengan setiap kata-kata yang diucapkannya.

“Aku tak berhak mengatakannya. Tanyakan pada suamimu!”

“Kau brengsek!” kulemparkan gelas kosong kearahnya tapi dia berhasil menepisnya.

“Aku pergi dulu… annyeong!”

Dia pergi begitu saja.. yah~ seharusnya aku tak perlu pergi berdua dengannya. dia menyakitiku… sangat sakit. Menyesal membuatkan sup rumput laut untuknya, menyesal merawatnya dan menyesal menemaninya syuting.

Harusnya aku langsung ke rumahku. Aku tak akan menderita begini jika aku tak bersamanya hari ini.

@@@@@@@@

Besok Jinki berulang tahun. Sebenarnya dia mengajak ku makan malam bersama member SHINee untuk merayakan ulang tahunnya malam ini. Tapi aku menolak. Aku tak ingin melihat wajah Minho lagi. Walau berusaha untuk melupakan setiap perkataannya, tapi justru membuatku makin penasaran.

Aniya… jangan dipikirkan Rumi.. Minho hanya kesal padamu. Apa yang dikatakan Minho tak benar.

Jinki sangat bahagia hidup denganku dan dia sangat mencintaiku. Aku yakin itu.

Apa yang dikatakan Minho hanya luapan emosi karena masih tak dapat menerimaku. Aku selalu menekankan pikiran itu selama beberapa hari ini.

@@@@@@@@

Sudah pukul dua dinihari. Jinki belum pulang, yah.. dia memang tak janji akan pulang malam ini. Karena dia pasti sedang bersama teman-temanya. Pukul setengah satu tadi dia mengirimi ku sms, katanya dia sedang berpesta dengan member SHINee. Dia menyesali ketidakdatangan ku untuk berpesta bersamanya.

Huh~ mana mungkin aku bisa bersenang-senang dengannya sementara ada Minho yang sangat kesal denganku.

Aku mencoba tidur dan tidak menunggunya lagi. Tapi saat aku baru saja mulai terlelap, aku merasa ada seseorang masuk ke kamar ku dan menyalakan lampu.

Ya.. Jinki.. dia pulang.

Aku sangat gembira sekali melihat kedatangannya. Ku coba mencubit tanganku sendiri. Rasanya sakit. Ini bukan mimpi.

“Yeobo~ kupikir kau tak pulang..” peluk ku. Ah~ rindu sekali.. padahal tak sampai lima hari kami tak berjumpa.

“Aku bilang kan pasti pulang.. untuk mengambil hadiah darimu..” ucapnya lembut sambil mengecup keningku.

Kemudian kami berdua bertatapan, yah.. aku sudah siap. Aku akan mengikatnya mulai hari ini. Menjadikannya milik ku seorang dan menjadikanku hanya miliknya.

Tak peduli dengan perkataan Minho. Aku yakin Jinki mencintaiku seperti aku mencintainya. Dia bahagia bersamaku dan akan lebih bahagia lagi setelah hari ini.

Kuberikan harta paling berharga dalam hidupku untuknya. Kuberikan diriku seutuhnya untuknya sebagai hadiah terindah yang tak akan mungkin bisa dia dan aku lupakan seumur hidup kami.

@@@@@@@@

Aku menghitung kalender…. Ah~ sudah telat dua minggu.

Ingin segera mengujinya. Aku sudah beli alat tes kehamilan karena penasaran. Biasanya datang bulan ku lancar-lancar saja. Paling telat atau maju dua hari.

Tapi… aku takut kalau ternyata hasilnya negatif. Aku sudah sangat berharap, aku tak mau kecewa.

Ah~ Rumi.. apa yang ditakutkan.. jika negatif berarti harus berusaha lebih keras lagi. Tak ada ruginya mencoba.

Aku sangat gugup saat mengujinya. Tanganku bergetar hebat saat menunggu reaksi pada strip itu muncul.

Du..du.. dua garis. Positif. Kyaaa~ aku mencoba menahan teriakan bahagia ku di toilet. Ini masih sangat pagi. Eomonim masih dirumah. Aku ingin menikmati kebahagiaan ini seorang diri.

Aku mengandung… mengandung anak Lee Jinki.

Aku penasaran reaksi apa yang muncul jika dia tau kalau aku hamil. Ingin segera menghubunginya, tapi… tidak asyik kalau dia tau sekarang.

Yup.. jangan memberi tau sekarang. Aku akan memastikan usia kandunganku dulu, memastikan kondisi calon anak ku.

@@@@@@@

7 Febuari… ini ulang tahunku ke-24, selisih usiaku dan suami ku sekarang sudah 2 tahun. Tapi bukan jadi soal. Hanya perbedaan yang sangat kecil.

Hari ini aku akan memberitahunya dan keluarganya tentang kehamilanku.

Usia kandunganku sudah hampir satu bulan sejak aku mengetahuinya dua minggu lalu.

Aku memperhatikan foto USG bayiku. Lucu sekali, dia masih berupa titik hitam. Saat asyik memperhatikan ‘anak’ ku. Jinki menelpon.

“Yeobo~ mianhe.. aku tak bisa pulang hari ini… syutingnya masih belum selesai. Dan besok kami harus pergi ke Thailand. Mianhe.. jeongmal mianhe… aku menyesal sekali.. kita rayakan ultah mu minggu depan saja ya? “

“Ne..” sahutku, perasaan yang semula senang jadi hilang seketika.

“Yeobo~ kau tak marah,’kan?”

“Gwenchana… kau bereskan saja pekerjaanmu… tak usah kuatirkan aku. Yang penting.. berjanjilah minggu depan kau pulang…”

“Ya… aku janji.. saranghae..saengil chukkae…”

Dia menutup telponnya setelang mengatakan itu. Yah.. aku akan mengundurkan pemberitahuan kehamilanku.

Menunggu seminggu tak masalah. Walau sedih juga tak merayakan ulang tahun ku dengannya.

Ahh~ daripada bersedih disini, mending aku pulang kerumah orang tua ku saja.

@@@@@@@@

“Ya.. Rumi, kau pulang?” sambut eomma saat membukakan pintu untuk ku.

“Eomma~ aku sudah minta ijin, aku akan menginap disini beberapa hari.”

“Suamimu sibuk?” tanya eomma sambil membantu membawakan tas ku.

“Ne.. bahkan dia tidak bisa merayakan ulang tahunku. Mengucapkan selamat saja lewat telpon. Dia sedang sibuk syuting CF dan besok ke Thailand. Aku sudah memeriksa jadwal mereka, benar-benar padat!”

“Kau bahagia saja dengan kehidupan seperti itu?”

“Kalau aku tak bahagia.. aku akan menyalahkan eomma.. yang menyuruhku menikah dengannya kan eomma… sudahlah.. aku ingin beristirahat. Bangunkan aku saat makan malam…”

Aku merebahkan diri ditempat tidur sesampainya dikamar. Aku memandang ke seisi kamar. Kemudian tersenyum ke arah poster SHINee yang kupajang disamping ranjangku.

Itu poster saat mereka masih menggunakan konsep ‘AMIGO’, polos dan tampan. Dulu setiap melihat poster itu yang kuperhatikan hanya wajah Taemin dan Minho. Tapi sekarang aku hanya memperhatikan wajah suamiku.

Aku tergila-gila padanya. Sudah terlalu mencintainya… tak peduli dengan ucapan Minho dua bulan lalu.

“yeobo.. saranghae…” ku kecup wajahnya walau hanya lewat poster dan kemudian tertidur.

@@@@@@@@

“Rumi-ya… bangun nak…”kudengar suara eomma membangunkanku. Suaranya tak biasa.. seperti isakan.

“hmmm…eomma waeyo? Sudah waktunya makan malam ya?” tanyaku sambil mengucek mata. Rasanya badanku lemas sekali dan tak nyaman digerakkan.

Saat aku sudah dapat dengan jelas melihat wajah eomma, aku melihat dia menangis. Ada apa?

“Rumi-ya.. kau tak sakit?” eomma masih menangis bahkan tambah deras.

”Eomma… aku..” aku terkejut melihat kasurku. Berdarah.. darah apa ini? Sangat banyak dan berasal dari sela-sela pahaku.

“Kau tidak sedang hamil kan, Rumi? Eomma akan memanggil ambulance dan menghubungi suami dan mertuamu. Kau diam saja.. tenangkan dirimu.. tidak akan lama sayang..”

Aku tak bisa berkata apapun. Syok! Melihat begitu banyak darah … aku bahkan tak merasa sakit. Kenapa? Kenapa… kenapa jadi begini? Buru-buru kucegah eomma melakukan panggilan, “Eomma~ kumohon… jangan hubungi suamiku dan orang tuanya… bawa saja aku ke rumah sakit…”

“Tapi…”

“Eomma kumohon…”

Tak perlu memberitahu mereka. Aku tak mau mereka tahu keadaanku. Anak ku akan baik-baik saja… aku akan memberitahu suamiku kejutan akan kehamilanku… bukan kehilangannya… Tuhan.. kumohon.. jangan kau ambil anakku..kumohon.

To Be Continued

Kyaa~ part ini random abis, ada seneng, sedih dll…  jujur nih ye.. ff ini sebenarnya terinspirasi dr ff q sebelumnya Get Married tapi dicampur ma ff favorit aku.. am i married with the rigth man? … karangan ahjumma tersayang.. diyawonnie…

so thank you dah mampir kemari buat baca ff q yang gaje ini ^^/

konflik sebenarnya akan mulai muncul di part depan.. smg gak jad antiklimaks…

sekali lagi Thank you…..


28 pemikiran pada “Married Idol (chapter 4)

  1. Ping balik: Tweets that mention Married Idol (chapter 4) « ♥~ OnMitHee ~ ♥ -- Topsy.com

  2. kya onnie knp si minho jadi tiis mode on #bahasaapaini

    jangan keguguran ich kan onew belom tau T.T
    tapi kok bisa berdarah ya????kan lagi bobo

    ruminya strees ya onn mikirin omongan si minho ><
    jitak minho

  3. hiyaaaaaaa… seru abis mit…
    suka part ini buanget..
    keren abis dah… minho nyebelin bgt ih… *digetok diya* wkwkwk
    penasaran sm isi hati onew.. buru mit lanjutin.. gapakelamaya.. hahaha

  4. minho ya.. menyebalkan…. *getok minho*
    eh, eh, kok bisa tiba2 gitu..
    jangan sampai abortus… ahh.. rumi knp gak lgsng kasih tahu aja, klu kyk gini gimana coba… *digetok author*

    lanjut.. lanjut.. saya penasaran…

  5. Hueee…andwae!!
    Ga boleh keguguran!!! ToT
    Lagian kok bsa berdarah gitu sii?
    Onn~ rumi jgn smp keguguran ya *puppy eyes*
    Hyaa~ si minho knapa makin ngeselin ><

  6. please..mit onn~ jgn buat rumi keguguran,,

    makin yakin, klw sebenarnya minho suka rumi *sok tau*

    jgn lama-lama onn lanjutannya, klw bisa besok aja #digetok
    hehe….panasaran,

  7. annyeong author saaiiia readers bru d blog author…. ~^0^~
    tepat x bru td mlem nemu nie blok..

    hwaaaaaaa….. >0<
    rumi kenapa itu author
    kasur x sakit ya ko bsa berdarah#PLETAKKK….READERS BABBO…
    kekekekekeke 😀

    jinki kmu sibuk sekali ya…????
    ff x kerenz thor d^0^b

  8. RUMI!!! Kok dia bisa brdarah2 gtu??? pdahal kan Rumi gk jatuh dn semacamnya. Minong nyebelin deh sifatnya. Onew lagi fake gitu pura2 cinta sm Rumi, bkn gereget ajaaa!!!!!!!!!!!
    Udah ah… lanjut ke new chapt aja 😀

*Ayo Comment Dunks ^0^/