Title: Mr. Cho and Mrs. Cho
Author: luhanwifey
Main cast: Bae Suzy (Miss A) | Cho Kyuhyun (SuJu)
Support Cast: Kim Myungsoo (Infinite) | Byun Baekhyun a.k.a Bae Baekhyun (EXO) | Choi Sulli f(x)
Genre: romance, comedy
Length: Chaptered
Rating: PG-13
Disclaimer: the story is pure mine. the cast not mine. i’m just borrow it.
Credit Poster: Suzy Dream World Art
Author’s note: luhanwifey is here! I’m bring new request fanfiction from necha45. Thanks for request necha45. This fanfiction specially i made for you. Sorry if there is no comedy in here, but i’m surely make comedy in. By the way, i will continue this fanfiction if necha45 comment and like it. If she wouldn’t, i don’t think to continue it. Except, i’m in good mood to continue this fanfiction =) #PleaseIgnoreMyGrammar
Btw, sebelumnya fanfic ini pernah aku publish disini , disini dan di WP Pribadi. Selain disana, author gapernah publish fanfic ini. Dikedua tempat itu juga masih on going ^^
“I am Mr. Cho and you are Mrs. Cho”
Suzy POV
“Suzy-ah, ppali ireona!” seseorang mengguncang-guncangkan tubuhku sambil berteriak kepadaku. Tak lain dan tak bukan, orang itu adalah eommaku.
“10 menit lagi” jawabku akhirnya.
“mwoya? sekarang sudah jam 7 pagi, bukankah kau masuk sekolah jam 8? kau ini sudah kelas 3 SMA tapi kelakuanmu masih seperti anak umur 7 tahun” omel eomma panjang lebar.
Aku pun berusaha bangkit dari tempat tidurku yang sangat nyaman “aku mandi dulu” ujarku. Lalu, aku segera masuk ke kamar mandi yang ada didalam kamarku. Tapi, dikamar mandi, aku hanya gosok gigi dan mencuci wajahku. Setelah itu, aku memasang baju seragamku dengan terburu-buru. Tak lupa, aku menyemprotkan parfum sebanyak mungkin ketubuhku agar bau badanku bisa tertutupi.
“woah….. noona cepat sekali bersiap-siap! padahal tak sampai 10 menit yang lalu, eomma berusaha membangunkan noona” ucap adikku, Baekhyun.
“tentu saja! aku kan tidak lemot sepertimu” balasku sambil mengoleskan selai kacang diatas rotiku.
“hmmm… jangan-jangan noona tidak mandi ya?” tuduh Baekhyun. Sebenarnya, yang diucapkan Baekhyun bukanlah tuduhan karena kenyataannya adalah aku memang tidak mandi.
“yaaaak! sembarangan saja kalau bicara! mana mungkin yeoja secantik dan seanggun aku tidak mandi! aku tidak percaya punya adik sepertimu” aku memarahi Baekhyun. Aku berusaha tidak kelihatan gugup didepannya karena bisa-bisa ia tahu kejadian sebenarnya.
“aku juga tidak percaya kalau aku adalah adik dari yeoja secantik dan seanggun noona” Baekhyun membalikkan kata-kataku. Sekilas kata-katanya itu seperti pujian untukku, tapi jika diresapi sebenarnya kata-kata itu adalah cibiran.
“YA!” aku mengambil gelas didekatku lalu bersiap-siap melemparkannya pada Baekhyun, tapi eomma segera menahanku.
“sudahlah, Suzy-ah! Baekhyun adikmu hanya anak berusia dua belas tahun. Biarkan saja dia berkata seperti itu, lagipula dia juga tak terlalu mengerti kalau yang ia katakan itu menyinggung orang lain” nasihat eomma.
Aku terdiam lalu memberikan death glare-ku pada Baekhyun yang seolah-olah mengatakan ‘kau dengar? kau itu hanya anak berusia dua belas tahun yang tak terlalu mengerti apa yang kau katakan!’
Baekhyun berpura-pura tidak peduli dengan tatapanku. Ia memilih untuk menghabiskan sarapannya-roti yang diolesi selai kacang.
Ditengah-tengah kegiatan sarapan kami yang sangat hening, appa bertanya padaku “Suzy-ah, apa kau sudah punya namjachingu?”
Mendengar pertanyaan apa, aku tersedak roti yang sedang aku makan. Eomma buru-buru menyodorkanku segelas air putih yang langsung aku habiskan dalam sekali teguk.
“waeyo? tidak biasanya appa bertanya hal seperti ini padaku” aku balik bertanya sambil berusaha untuk bersikap setenang mungkin.
Baekhyun menceletuk “Suzy noona tidak pernah punya namjachingu seumur hidupnya, appa! tidak usah ditanyakan lagi!”
Pernyataan Baekhyun sangat menusuk dihatiku. Walaupun hal itu memang benar, tapi seharusnya kalimatnya diperhalus menjadi ‘Suzy noona tidak punya namjachingu’ seperti itu saja sudah cukup. Aku berusaha menenangkan emosi yang sedang bergejolak didadaku dengan berkata, sabar Suzy-ah! Baekhyun hanyalah anak berusia dua belas tahun yang tidak terlalu mengerti apa yang dikatakannya. Tidak usah dipikirkan!
“aku tidak pernah punya namjachingu karena aku jual mahal” ralatku.
“jinja? sebenarnya noona yang jual mahal atau geu namja yang jual mahal?” jawab Baekhyun.
Sebelum aku sempat membalas perkataan Baekhyun, appa menyela “jadi, kau belum punya namjachingu kan? baiklah, kalau begitu appa akan menjodohkanmu dengan anak teman baik appa”
“MWO?” mataku membulat. Aku kaget bukan main. Walaupun aku belum mempunyai namjachingu, appa tidak bisa seenaknya menjodohkanku. Apalagi, jika aku tidak mengenal namja yang akan dijodohkan denganku.
“Suzy-ah, kami tidak menjodohkanmu dengan sembarang namja. Dia anak dari keluarga terpandang. Dia baik, pintar, dan akan menyayangimu dengan tulus nantinya. Katanya, dia satu sekolah denganmu. Ia mengenalmu dan kau juga mengenalnya” jelas eomma.
“satu sekolah denganku?” tanyaku tak percaya. Aku mulai memikirkan satu per satu namja yang ada disekolahku.
“eotte? nanti malam, kita akan makan malam direstoran dengan keluarganya. Ia juga akan ada disana. Jadi, kau berdandanlah yang cantik untuk nanti malam” eomma dan appa kedengaran seperti memohon kepadaku.
“Suzy noona tidak punya alasan untuk menolaknya!” celetuk Baekhyun yang langsung mendapatkan death glare dari eomma dan appa.
Aku tertawa puas dalam hati “sebenarnya, tadi aku ingin menerimanya. Tapi, karena Baekhyun bilang…..”
Sebelum aku menyelesaikan perkataanku, eomma sudah lebih dulu menjitak kepala Baekhyun “minta maaf pada kakakmu, Hyun-ah!” suruh eomma pada Baekhyun.
Baekhyun pun menurut. Ia menundukkan kepalanya takut-takut sambil mengucapkan “mianhamnida, noona”
Aku tersenyum senang “baiklah, aku akan bersiap-siap untuk nanti malam” ujarku.
Eomma dan appa menghela nafas lega.
***
Kyuhyun POV
Sudah dari lima belas menit yang lalu aku mondar-mandir didepan kelas. Aku sedang menunggu Bae Suzy atau yang lebih dikenal orang sebagai rivalku disekolah. Sebenarnya, aku sudah tahu kalau ia akan datang terlambat kesekolah karena ia memang selalu begitu tiap harinya.
Aku menunggunya karena tak sabar ingin melihat bagaimana ekspresinya nanti.
Flashback
“Kyunie, kau belum mempunyai yeojachingu bukan? kalau begitu, eomma dan appa sepakat akan menjodohkanmu dengan anak teman kami” kata eomma ketika kami sedang menikmati makan malam bersama.
“MWOYA? AKU TIDAK MAU DIJODOHKAN!” bentakku. Menurutku, perjodohan adalah hal yang sangat kuno. Masa dijaman yang modern seperti sekarang, masih ada perjodohan? Hal ini seperti aku tidak bisa mencari jodohku sendiri.
“kami tahu kau akan menolak. Geunde yeoja yang akan kami jodohkan denganmu sangat cantik, baik, dan pintar. Dia satu sekolah denganmu. Sebelum kau menolak, kau harus bertemu dulu dengannya diacara makan malam besok. Jika tidak, kau akan menyesal nantinya” ceramah eomma.
“jinjayo? apa eomma tahu namanya siapa?” tanyaku penasaran. Aku sangat berharap kalau yeoja yang akan dijodohkan denganku adalah………
“kalau tidak salah, namanya Bae Suzy. Eomma ada fotonya” eomma mengeluarkan ponsel dari sakunya, lalu menekan beberapa tombol diponselnya, dan memberikan ponselnya kepadaku.
Aku kaget ketika melihat foto yeoja yang ada diponsel eomma “dia lumayan cantik” tuturku.
Flashback End
Tak berapa lama, yeoja yang sudah aku tunggu sedari tadi datang.
“sepertinya ada yeoja yang tidak mandi tadi pagi” kataku asal didepan kelas.
Beberapa orang murid tertawa dan ada yang menceletuk “memangnya siapa yeoja yang kau maksud, Kyu-ah?”
“hmmm… entahlah. Hanya ia sendiri yang tahu” jawabku sembarangan.
Tiba-tiba, Suzy berbalik kearahku “apa maksudmu mengatakannya?” tanyanya.
“wae? apa kau belum mandi, eo?”ejekku.
“MWO? enak saja!” sergah Suzy. Ia kelihatan sangat kesal dengan perkataanku, padahal aku hanya asal mengatakannya.
“tapi, kenapa kau kesal begitu?” balasku.
“i-itu…. memangnya tidak boleh?” Suzy kelihatan gugup. Omona! apa ia benar-benar tidak mandi tadi pagi?
“huh… pantas saja sampai sekarang kau belum mempunyai namjachingu” aku berusaha memancingnya.
Benar saja, emosi Suzy langsung meledak-ledak ke permukaaan “NEO! aku memang belum mempunyai namjachingu, tapi aku sudah mempunyai TU-NA-NGAN!” Suzy menekankan kata tunangan dalam kalimatnya.
“jinja? namja seperti apa tunanganmu itu?” aku kembali memancingnya. Sementara itu, murid dikelas ada yang menonton pertengkaran kami dengan serius dan ada juga yang tidak memperhatikan pertengkaran kami. Sebenarnya, kami sudah biasa bertengkar seperti ini dikelas maupun diluar kelas.
“dia namja yang baik, pintar, tampan, tidak banyak bicara, dan tidak menyebalkan. Pokoknya, dia namja yang mendekati sempurna!” sahut Suzy semangat.
Aku tertawa terbahak-bahak. Tidakkah ia sadar bahwa sekarang ia sedang memujiku? sepertinya, ia belum tahu kalau namja yang dijodohkan dengannya adalah aku. Jika ia tahu, mungkin sekarang ia akan salah tingkah didepanku.
“kenapa tertawa? tidak ada yang lucu!” gertak Suzy padaku. Tapi, aku tetap tidak bisa meredakan tawaku. Lama kelamaan, Suzy terlihat kesal. Ia pun memilih untuk duduk dibangkunya.
***
Suzy POV
Aku pun memilih untuk duduk dibangku. Kyuhyun sungguh menyebalkan! kurasa tidak akan ada hari tanpa bertengkar dengan Kyuhyun. Tapi, aku merasa ada untungnya eomma dan appa menjodohkanku dengan namja itu. Aku bisa memamerkan kalau aku sudah punya tunangan dengan Kyuhyun. Jika aku sudah tahu siapa tunanganku itu, aku akan membawanya kedepan Kyuhyun. Kyuhyun pasti tidak akan bisa berkutik dan pada akhirnya, ia tidak akan pernah menggangguku lagi. Yeah, merdeka!
“Suzy-ah, apa benar kau sudah punya tunangan?” tanya Sulli sambil menatapku tak percaya.
Aku mengangguk mantap “ne!”
“aigoo… aku ini kan sahabatmu. Kenapa tidak kau beritahu sejak dulu?” Sulli berpura-pura kesal.
Terbesit rasa bersalah dihatiku. Sebenarnya, aku sudah berbohong karena aku mengatakan tunanganku itu namja yang baik, pintar, tampan, tidak banyak bicara, dan tidak menyebalkan. Padahal, aku sendiri belum tahu tunanganku itu siapa. Ah, setidaknya, aku yakin dengan namja pilihan eomma dan appa.
Bagaimana aku bisa memberitahumu, Sulli-ah? aku saja baru tahu dari orangtuaku tadi pagi batinku.
“kenapa seonsaengnim datangnya lama sekali ya?” gumamku sambil melirik jam dinding yang ada dikelas.
Suzy terkikik kecil “kurasa sifatmu banyak berubah setelah kau bertunangan. Tidak biasanya kau berkata ‘kenapa seonsaengnim datangnya lama sekali ya?’ biasanya kau akan berkata ‘semoga seonsaengnim tidak datang hari ini!’” tutur Sulli.
“jeongmalyo?” aku hanya tersenyum simpul mendengar penuturan Sulli.
“oh ya, aku lupa memberitahumu. Katanya, seonsaengnim tidak bisa masuk hari ini” ujar Sulli.
Wajahku berubah menjadi muram seketika. Entah kenapa hari ini aku sangat ingin mendengarkan penjelasan seonsaengnim. Benar kata buku yang pernah aku baca;
Suatu hal bisa membuatmu merubah segala pandanganmu
Jadi, maksudnya, aku yang selama ini tidak ingin mendengar penjelasan seosaengnim menjadi sangat ingin mendengarkan penjelasan seonsaengnim.
“ehem. Suzy-ah, maaf jika pertanyaanku menyinggungmu. Tapi, apakah kau masih suka dengan Kim Myungsoo? Sepertinya, seminggu yang lalu kau masih sangat menyukainya” tanya Sulli tiba-tiba.
“ah, ya! bukankah hari ini Myungsoo sedang berlatih untuk lomba bulu tangkis minggu depan? kajja!” tanpa mendengar jawaban dari Sulli, aku menariknya untuk mengikutiku menuju lapangan bulu tangkis.
Dilapangan bulu tangkis, kami duduk dibangku penonton paling atas. Kami menonton Myungsoo dan teman-temannya yang sedang berlatih bermain bulu tangkis dengan sangat serius. Aku hanya menaruh perhatian pada Myungsoo. Sementara Sulli, aku tidak tahu ia sedang memperhatikan apa. Yang jelas, ia juga sedang memperhatikan sesuatu. Mungkin, ia menikmati permainan bulu tangkis.
Tiba-tiba terlintas sesuatu dibenakku. Apa mungkin namja yang dijodohkan denganku adalah Kim Myungsoo? tanyaku pada diri sendiri.
Dari ciri-ciri yang disebutkan eomma tadi pagi, semuanya ada didalam diri Myungsoo. Myungsoo baik dan pintar. Ia juga berasal dari keluarga terpandang.
Tanpa sadar, aku berteriak senang menyebutkan nama lengkap Myungsoo “Kim Myungsoo!!!”
Aku langsung menutup mulutku. Tindakan yang aku lakukan barusan diluar alam sadarku. Sekarang, aku hanya bisa menunduk malu.
Tak aku duga, Myungsoo tersenyum sambil melambaikan tangannya kearahku. Aku kaget sekaligus senang. Apa benar Myungsoo adalah namja yang akan dijodohkan denganku? setahuku, Myungsoo yang aku sukai adalah namja yang dingin dan walaupun ada banyak yeoja disekolah yang menyukainya, ia santai seolah-olah tidak tahu apapun.
“Suzy-ah, mungkinkah tunanganmu itu adalah Myungsoo?” tanya Sulli.
“mollaseo. Kajja kita pergi dari sini!” aku menarik tangan Sulli.
“yaaaak, kita kan baru sebentar duduk disini” protes Sulli.
“aku gugup, Sulli-ah!” kataku jujur.
***
Author POV
Sekarang, sudah waktunya siswa di Seoul High School pulang. Suzy terkejut karena ia melihat eommanya menjemputnya. Sejak kelas 6 SD, Suzy tidak pernah lagi diantar dan dijemput orangtuanya. Ia disuruh untuk naik bus agar bisa mandiri.
“kenapa eomma bisa ada disini?” tanya Suzy bingung.
“Yaaak, kenapa kau bertanya seperti itu? harusnya kau senang karena eomma mau menjemputmu!” seru eomma sambil menjitak kepalaku.
“appo, eomma! bagaimana jika tiba-tiba tunanganku itu lewat didepan kita?” kataku dengan disertai aegyo.
“eh, betul juga katamu” gumam eomma.
Eomma masuk kedalam mobil dan aku pun juga mengikuti eomma masuk kedalam mobil.
“tumben sekali eomma menjemputku” kataku ketika kami sudah masuk kedalam mobil.
“tadi eomma melihat gaun-gaun yang ada dilemarimu, tapi eomma rasa tidak ada yang cocok untuk dipakai nanti malam. Jadi, eomma mengajakmu untuk pergi kebutik” jelas eomma.
“oh ya, sudah lama aku tidak membeli gaun” gumamku.
“hmmm…. ne, kita akan malu dengan keluarga Cho jika nanti malam kau tidak berpenampilan sangat cantik” lanjut eomma sambil terus menyetir mobil.
MWO? Keluarga Cho? apa aku tidak salah dengar?
TBC